''Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula
pada diri sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS al-Hadiid: 22).
Pada suatu ketika Ibrahim bin Adham melihat seorang laki-laki yang sedang bersedih. Dia berkata kepada lelaki itu, "Wahai saudara, aku ingin menanyakan kepadamu tiga pertanyaan dan aku harap engkau menjawabnya." Lelaki itu menjawab, "Baiklah."
Ibrahim pun bertanya, "Apakah ada hal yang terjadi di alam ini yang tidak dikehendaki Allah?"
Lelaki itu menjawab, "Tentu tidak."
Ibrahim bertanya lagi, "Apakah rizkimu berkurang dari apa-apa yang telah Allah tetapkan kepadamu?"
Lelaki tersebut menjawab: "Tidak berkurang".
Ibrahim bertanya lagi, "Apakah akan berkurang suatu tempo waktu yang ditetapkan bagimu dalam kehidupan ini."
Sekali lagi dia menjawab, "Tidak."
Setelah terjawab ketiga pertanyaan itu, Ibrahim bin Adham berkata, "Kalau begitu mengapa engkau masih bersedih?"
Terkadang
manusia dalam menjalani hidupnya tak selalu mendapatkan keinginan yang
dicita-citakan. Rencana dan impian tertata apik terburai percuma, usaha
keras sekuat tenaga pun seakan tak berdaya apa-apa, menyisakan
kepingan-kepingan duka dan kekecewaan.
Banyak juga di
antara manusia merasa hidup tak beruntung. Memiliki masa lalu kelam dan
pengalaman pahit. Atau, setidaknya dalam perjalanan hidup kita, pernah
mengalami masa yang menyesakkan dada, terhimpit beban berat, membuat
kesedihan tak berujung. Misalnya bisnis yang merugi karena kesalahan
mengambil keputusan, studi berantakan, keluarga broken home, himpitan
ekonomi, bencana alam melanda, dan sebagainya.
Mengingat
peristiwa lampau tersebut terkadang membuat orang tersebut merasa lemah,
terus terbelenggu dan tak berdaya. Karena itu, Rasulullah melarang
seseorang menyesali berlebihan dengan mengandai-andai.
Rasulullah
bersabda, "Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan
mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu
ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini.' Katakanlah, 'Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi.' Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan." (HR. Bukhari).
Lebih jelas dalam surat at-Taubah ayat 51, Allah berfirman, "Katakanlah: 'Sekali-kali
tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk
kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal'."
Manusia itu begitu lemah.
Segala marabahaya dan bencana, semuanya telah ditetapkan Allah sebelum
penciptaan manusia. Dengan meyakini hal ini, semata-mata manusia akan
merasa takjub pada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bukan berarti kemudian
kita pasrah menyikapi bencana yang menimpa. Karena, kebahagian dan
kesedihan yang datang silih berganti bukan tanpa suatu maksud. Namun,
agar kita lebih bersyukur, berempati pada orang lain, meraup hikmah dan
amal tiada terkira. Sungguh, tak patut manusia berputus asa karna derita
yang bertubi-tubi. Serta tak layak pula dia berubah sombong bila
menerima suatu keberhasilan dan kesuksesan.
No comments:
Post a Comment