Monday, December 29, 2014

RFID


Pengertian RFID

RFID (bahasa Inggris: Radio Frequency Identification) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya. Sistem pembaca RFID tidak memerlukan kontak langsung seperti sistem pembaca kode batang (bahasa Inggris: barcode). Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena. Beberapa ukuran label RFID dapat mendekati ukuran sekecil butir beras. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi.


Sejarah RFID

Pada tahun 1945, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara menggetarkan sebuah diafragma (diaphragm) yang mengubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.......
Sebuah teknologi yang lebih mirip, IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris pada tahun 1939, dan secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasikan pesawat tempur kawan atau lawan. Transponder semacam itu masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan
Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa "...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh."
Paten Amerika Serikat nomor 3,713,148 atas nama Mario Cardullo pada tahun 1973 adalah nenek moyang pertama dari RFID modern; sebuah transponder radio pasif dengan memori ingatan. Alat pantulan tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea.
Pada dasarnya, paten Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor pada tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di bidang transportasi (identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest [daftar barang] elektronik, pendata rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan), bidang perbankan (buku cek elektronik, kartu kredit elektronik), bidang keamanan (tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses) dan bidang kesehatan (identifikasi dan sejarah medis pasien).
Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos pada tahun 1973. Alat ini diperasikan pada gelombang 915 MHz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.
Paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton pada tahun 1983 (Paten Amerika Serikat nomor 4,384,288).


Ada tiga jenis label RFID:
·         Label RFID aktif :
    Label RFID aktif biasanya lebih besar dan lebih mahal untuk diproduksi karena memerlukan sumber listrik. Label RFID aktif memancarkan sinyalnya ke pembaca label dan biasanya lebih andal dan akurat daripada label RFID pasif. Label RFID aktif memiliki sinyal lebih kuat sehingga dapat digunakan pemakaiannya di lingkungan yang sulit terjangkau seperti di bawah air, atau dari jauh untuk mengirimkan data.

·         Label RFID pasif :
    Label Pasif RFID tidak memiliki pasokan listrik internal dan bergantung pada pembaca RFID untuk mengirimkan data. Sebuah arus listrik kecil diterima melalui gelombang radio oleh antena RFID dan daya CMOS hanya cukup untuk mengirimkan tanggapan. Label Pasif RFID lebih cocok untuk lingkungan pergudangan di mana tidak ada banyak gangguan dan jarak yang relatif pendek (biasanya berkisar dari beberapa inci sampai beberapa meter). Karena tidak ada sumber daya internal, label pasif RFID lebih kecil dan lebih murah untuk diproduksi.

·         Label RFID semi-pasif :
    Label Semi-pasif RFID mirip dengan label RFID aktif. Label semi-pasif RFID memiliki sumber daya internal, tetapi tidak memancarkan sinyal sampai pembaca RFID mentransmisikannya terlebih dahulu.
Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila dikategorikan berdasarkan frekuensi radio, yaitu:
· low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz)
· high frequency tag (13.56 MHz)
· UHF tag (868 sampai 956 MHz)
· Microwave tag (2.45 GHz)

Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
Ø  Manajement Akses
Ø  Pelacakan barang
Ø  Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
Ø  Mesin pembaca dokumen berjalan
Ø  Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
Ø  Pelacakan bagasi di bandara


Kebijakan RFID

Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan frekuensi pada RFID. Pada dasarnya, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri mengenai hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya memberi alokasi frekuensi untuk RFID adalah sebagai berikut:
· USA: FCC (Federal Communications Commision)
· Canada: DOC (Department of Communication)
· Europe: ERO, CEPT dan ETSI
· Japan: MPHPT (Ministry of Public Management, Home Affairs, Post and Telecommunication)
· China: Ministry of Information Industry
· Australia: Australian Communication Authority
· New Zealand: Ministry of Economic Development
Frekuensi rendah (125 - 134 kHz dan 140 - 148.5 kHz) dan frekuensi tinggi (13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra tinggi (UHF 868 MHz - 928 MHz) tidak boleh digunakan secara global karena belum ada standar global yang mengaturnya. Di Amerika Utara, UHF dapat digunakan tanpa lisensi pada rentang 908 - 928 MHz, tetapi restriksinya ada pada transmission power-nya. Di Eropa, UHF sedang dipertimbangkan dalam rentang 865.6 - 867.6 MHz. Penggunaannya saat ini masih tanpa lisensi untuk rentang 869.40 - 869.65 MHz, tetapi restriksinya kembali pada transmission power-nya. Standar UHF di Amerika Utara tidak diterima di Perancis karena akan menimbulkan interferensi dengan frekuensi yang digunakan oleh militer. Di Cina dan Jepang juga belum ada regulasi untuk penggunaan UHF. Di Australia dan Selandia Baru, rentang 918 - 926 MHz digunakan tanpa lisensi, tetapi restriksinya juga ada pada transmission power-nya.
Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu lingkungan. Sebagai contoh, di Eropa, regulasi dari Waste Electrical and Electronic Equipment menyatakan bahwa RFID tag tidak boleh dibuang. Ini artinya bahwa jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka RFID tag-nya harus dilepas terlebih dahulu.

Berikut ini beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID, yaitu:
· ISO 10536
· ISO 14443
· ISO 15693
· ISO 18000
· EPCglobal



Keamanan

Pihak RSA Security sudah memiliki suatu prototipe alat yang bisa secara lokal untuk men-jam sinyal RFID. Ini memungkinkan seseorang nantinya bisa menghindari identifikasi.

Penggunaan RFID juga mengundang berbagai kontroversi. Ada empat alasan sehubungan privasi dalam penggunaan RFID, yaitu:
· Pembeli suatu barang (yang dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari RFID tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya.
· RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya.
· Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan identitas si pembeli.
· EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi.

Penggunaan RFID saat ini

Low frequency RFID tag banyak digunakan untuk identifikasi pada binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil dan juga sistem anti pencuri. Binatang peliharaan seringkali ditempeli dengan chip yang kecil sehingga mereka bisa dikembalikan kepada pemiliknya jika hilang. Di Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan 134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).
High-frequency RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu kredit American Express Blue saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.
UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.
Microware RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.

Berikut adalah bukti bahwa RFID dapat  / telah digunakan di Indonesia :

Apa sih sebenarnya RFID itu? Radio Frequency Identification (RFID) merupakan sebuah teknologi compact wireless yang dapat melakukan control terhadap banyak hal secara otomatis. Misalnya pengendalian persediaan, logistic, serta manajemen rantai pemasok.
Sedangkan fungsi RFID umumnya dipasang pada mobil dengan bbm bersubsidi ini berfungsi untuk menyimpan dang mengenali identitas kendaraan secara detail sehingga dapat memonitoring penggunaan bbm pada tiap tiap mobil yang terpasang perangkat RFID. Selain itu RFID juga berfungsi untuk memberikan otorisasi pada sistem untuk kendaraan melakukan pengisian BBM.
Pemasangan RFID sebenanya bukan untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi, tetapi untuk memonitoring penggunaan bbm bersubsidi, sehingga pertamina mendapat data actual mengenai pengguna bbm bersubsidi. Untuk proyek  RFID ini Pertamina bekerja sama dengan PT Inti. Setidaknya 4,5 juta RFID telah disiapkan Pertamina untuk pengguna mobil di DKI Jakarta.
Untuk mengetahu lokasi dimana saja pemasangan RFID ini bisa dilihat disitus resminya http://www.smpbbm.com/ atau bisa dilihat list SPBU daerah DKI Jakarta dibawah ini:

JAKARTA UTARA
1. 34-14107 Jl. Raya Cakung Cilincing (KBN) No. 17 Jakarta Utara
2. 34-14201 Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Jakarta Utara
3. 34-14205 Jl. Boulevard Timur Kelapa Gading Jakarta Utara
4. 34-14206 Jl. Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara
5. 34-14207 Jl. Plumpang Semper Jakarta Utara
6. 34-14301 Jl. Sunter Paradise Jakarta Utara
7. 34-14304 Jl. Tongkol No. 7 Kel. Tanjung Priok Jakarta Utara
8. 34-14307 Jl. Danau Sunter Selatan Blok 05 No. 10 Jakarta Utara
9. 34-14405 Jl. Kampung Bandan Jakarta Utara
10. 34-14408 Jl. Budi Mulya Raya, Pademangan Jakarta Utara

JAKARTA BARAT
1. 34-11407 Jl. Kemanggisan Utama Raya Jakarta Barat
2. 34-11708 Cengkareng Jakarta Barat
3. 34-11710 Jl. Outer Ringroad Cengkareng Pintu Air
4. 34-11712 Jl. Daan Mogot KM. 4-5 Kel. Cengkareng Timur
5. 34-11801 Peta Barat (Jl. Benda)
JAKARTA SELATAN
1. 31-12802 Jl. M.T. Haryono Kav. 18,
2. 31-12902 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X2/2
3. 34-12703 Jl. Raya Pasar Minggu 14, Pancoran
4. 34-12902 Jl. Gatot Subroto Kav. 31

JAKARTA PUSAT
1. 31-10202 Jl. Abdul Muis No. 68 Kel. Petojo Sela
2. 31-10303 JL. Cikini Raya Kel. Cikini Kec. Menteng
3. 31-10701 JL. Industri II Kemayoran
4. 34-10401 JL. Kramat Raya No. 116

JAKARTA TIMUR
1. 31-13101 Jl. Pramuka Raya
2. 31-13602 Jl. Mayjen Sutoyo Jakarta Timur
3. 34-13205 Jl. Printis Kemerdekaan Jakarta Timur
4. 34-13206 Jl. Raya Pemuda Rawamangun Jakarta Timur
5. 34-13208 Jl. Rawamangun Muka Raya No. 1
6. 34-13305 Jl. Otista Raya Jakarta Timur
7. 34-13409 Jl. Raden Inten Jakarta Timur
8. 34-13414 Jl. Basuki Rahmat No. 64
9. 34-13421 Jl. I Gusti Ngurah Rai Pondok Kopi
10. 34-13422 Jl. Raya Kalimalang Pd. Kelapa
11. 34-13502 Jl. Raya Condet
12. 34-13505 Jl. Raya Bogor KM. 4, Kramat Jati
13. 34-13506 Jl. Pusdik Depnaker No. 80 Pinang Ranti
14. 34-13802 Jl. Raya Pondok Gede Jakarta Timur
15. 34-13806 Jl. Supriyadi No. 27 Ciracas
16. 34-13907 Jl. Centra Primer
17. 34-13908 Jl. Hamengkubuwono IX Jakarta Timur


Referensi :
http://www.oto-id.com/pengertian-rfid-serta-fungsi-dan-lokasi-pemasangannya_3379.aspx
http://teknikinformatika-esti.blogspot.com/2012/01/pengertian-rfid-radio-frequency.html
http://id.wikipedia.org/wiki/RFID

Monday, November 3, 2014

Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains teknologi dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak lingkungan sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005).

  • Pendekatan STM pada hakekatnya dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan siswa sehari-hari sebagai anggota masyarakat.
  • Implementasi pendekatan STM, dapat dilakukan melalui empat fase yaitu invitasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan.
  •  Problematika dalam penerapan pendekatan dapat berupa concerns over conkekhawatiran konten, discomfort with grouping,ketidaknyamanan dengan pengelompokan, uncertainties about evaluation,ketidakpastian tentang evaluasi, frustrations about student population, andfrustrasi tentang populasi siswa, dan confusion over the teacher’s role.kebingungan peran guru, waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder.

Manfaat dari adanya Teknologi :
  • Kemajuan IPTEK telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
  • Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan
  • Ketersediaan Sarana dan Prasarana,dll.

DAMPAK NEGATIF TEKNOLOGI (SAINS) :
  •  Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”
  •  Tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini
  •  Pencemaran Linkungan.
  •  Poteni Konflik,dll.
  •  Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek; belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.

A.  Bidang Informasi dan komunikasi

Dampak Positif
  • Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
  • Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
  • Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.

Dampak Negatif
  • Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
  • b.      Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
  • c.       Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.


B. Bidang Ekonomi dan Industri

Dampak Positif
  • Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
  • Terjadinya industrialisasi
  • Produktifitas dunia industri semakin meningkat
  
Dampak negatif
  • Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
  • Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”. {mospagebreak}


HUBUNGAN ANTARA TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT :

Hubungan antara teknologi informasi dan citra pendidikan masyarakat di indonesia sangat erat. Tanpa teknologi informasi masyarakat tak akan bisa hidup dengan nyaman dan pendidikan pun tidak akan berjalan dengan lancar karena kini hampir semua hal membutuhkan teknologi. Hanya saja tergantung kita menyikapinya, bagaimana kita dapat mengontrol diri kita sendiri untuk mempergunakan teknologi yang ada dengan positif dan agar citra pendidikan kita pun terjaga dengan baik.


KONSTRUKTIF PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (buatan) kita sendiri.

Menurut Peage (1970), ada dua aspek berfikir dalam proses pembentukan pengetahuan yaitu :
  • Aspek Figuratif, merupakan imajinasi keadaan sesaat yang statis, yang mencakup persepsi, imajinasi, dan gambaran mental seseorang terhadap suatu objek atau fenomena.
  • Aspek Operatif, lebih berkaitan dengan tranformasi dari suatu tahap ke tahap lain yang lebih tingi.


PENDEKATAN DAN METODE

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).

Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.


Referensi :

Manusia, Sains & Teknologi



Apakah arti Manusia, Sains & Teknologi.

a.       Arti Manusia.
Makhluk bersifat ‘jamak’, hakekatnya : ‘majemuk tunggal’ dan ‘dwi tunggal’. Hidupnya selalu berhubungan dengan Sains dan teknologi, “peran & fungsi”-nya meliputi semua aspek dan kebutuhan manusia. Sains Teknologi berguna untuk tingkatkan “kualitas” dan penuhi kebutuhan yang ‘bermanfaat’. Manusia kini tanpa saintek, tak mungkin.

b.      Arti Sains / Ilmu.
Sains, dari sciences (Inggris), scientia (latin) : “ilmu”. Dalam kepustakaan, sains menurut ‘objeknya’ dikelompokan :
a.       Natural Sciences,
b.      Social Sciences,
c.       Cultural Sciences.
d.      applied Sciences.

Para ahli sepakat, ilmu punya 3 arti :
1.      Ilmu berarti “pengetahuan”.
2.      Ilmu berarti “aktifitas”.
3.      Ilmu berarti “metode”.

Ilmu : Pengetahuan.
Johnston (1969), ilmu : ‘pengetahuan’ (knowledge). Kemeny (1961), ‘ilmu’ : “suatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan”, tetapi ‘ilmu’ juga : “pengetahuan yang disusun dengan metode ilmiah”. Warfield (1976), ilmuwan sepakat : “ilmu antara lain terdiri dari pengetahuan” (knowledge).Ilmu : upaya pemikiran bersifat “logis, sistematis, kritis, dan objektif” dengan “metode” tertentu – ‘pemikiran ilmiah’.

Ilmu : Aktifitas.
Sains – sciences (Inggris), scientia (latin) turunan dari “scire” : ‘mengetahui’ (to know), ‘belajar’ (to learn). Ilmu sebagai aktifitas : “serangkaian kegiatan untuk mengetahui, mempelajari, menyelidiki sesuatu” sesuai kaidah kaidah keilmuan. Carles Singer, sains : ‘proses membuat pengetahuan’. Warfild (1976), ilmu : ‘proses aktifitas berhubungan dengan penyelidikan’.

Ilmu : Metode.
Dari arti ilmu sebagai proses aktifitas, sains : “suatu tata cara untuk mengetahui, menyelidiki, mempelajari sesuatu” – ‘Metode’. Titus (1969), sains sering digunakan untuk menyebut ‘suatu metode dalam memperoleh pengetahuan objektif dan dapat diperiksa kebenaranya’. Sains : pengetahuan, proses aktifitas dan metode untuk mengetahui suatu objek tertentu secara ‘logis, kritis, sistematis dan objektif’. Ilmu sebagai pengetahuan, aktifitas dan metode merupakan ‘kesatuan logis dan sistemik’, seperti gamabar berikut.

c.       Arti Teknologi.
Teknologi dalam hidup sehari hari : hal tak perlu dibahas, tapi diaplikasikan. Kepustakaan, teknologi – “techno” : teknik, dan “logos” : ilmu. Teknologi (terbatas) : “ilmu keteknikan” atau ilmu terapan – teknik sipil, elektro, mesin, geologi, geodesi, informatika, dll. Webster’s Dictionary, teknologi : ‘industrial sciences, applied sciences dan pengetahuan sistematis dari seni industri’. Teknologi, berarti juga ‘seperangkat mesin dan pengetahuan tentang mesin’.

Ilmu sosial & kebijakan, teknologi : “berbagai perspektif secara makro & mikro”. Daiwan (1970), ada 2 konsep teknologi :
1.      Teknik berproduksi (arti sempit).
2.      Proses produksi (arti luas).
Ekonomi, teknologi : “instrumen pembentuk fungsi produksi”, atau salah satu faktor produksi selain SDA, SDM dan modal. Teknologi : proses interaksi dengan masyarakat dan berkaitan dengan ketersediaan sumber daya, kreteria efisiensi dan mekanisme kepemilikan.
Teknologi, tak terlewatkan dari setiap aktifitas manusia sehari hari, dari yang sederhana (teknologi) hingga yang rumit/ canggih. Meski ada “plus – minus”-nya.


Perkembangan Sains & Teknologi.
Di masa ‘renaissance’ abad 14-15; sains maju pesat. Cikal bakal “abad science” ialah jaman ini. Sains : penyumbang bagi “modern western civilization”. Kemajuan berbasis ilmu & teknologi menyentuh semua sendi hidup manusia di dunia.
Peletak dasar sains – “sciences behavior” : Leonardo da Vinci, Andreas Visalius dan Galileo Galilei. Natural sciences jadi inspirasi & pendorong perkembangan social sciences, juga cultural sciences dan applied sciences.
Perkembangan social sciences, tak lepas dari kaidah perkembangan natural sciences – karakter “positifistik”.
Kini kehidupan manusia taklepas dari teknologi. Peran dan fungsinya, bukan sekadar “faktor pendorong peradaban kearah modern”, juga ‘beri kemudahan mengelola, manfaatkan, pelajari SDA, SDM dan capaian lain’.
Sains & teknologi sangat lekat, sulit tentukan bedanya dan awalnya. Teknologi -> sains baru, dan ilmu -> teknologi lebih mutakhir dan canggih.
Teknologi berbasis sains tumbuh pesat abad 18 tandai “revolusi industri di Inggris dan eropa”. Bermula dari temuan “mesin uap o/ James Watt, pesawat terbang o/ Wright bersaudara, listrik o/ Thomas A. Edison, bom atum dan nuklir o/ Einstein – pemikir ‘relatifistik’.
Peran & fungsi sains teknologi dalam peradaban manusia sangat ‘fital’, - industri, pertahanan, transportasi, telekomunikasi, pengolahan data, dll. Sains & teknologi membuka kesadaran : “kondisi dunia seolah tanpa batas – globalisasi”.
Peran & fungsi sains sebelum abad 14-15, “knowledge” digunakan u/ menyelidiki sesuatu “luhur, halus” (value) yang berhubungan dengan ‘kemanusian’. Masa positifisme, sains di gunakan untuk kegiatan “teknis, praktis, fisis dan materi”. Abad sains (renaisance) : “awal pertumbuhan & perkembanganapplied sciences, dan teknologi”.
Darmanto JT, “knowledge” (kaji value) berkembang mejadi “sains” (kaji hal teknis, praktis, fisis dan materi); perkembangan berikutnya lahirkan ‘teknologi danapplied sciences’.
 

Hubungan Manusia, Sains & Teknologi.

Korelasi manusia dengan sains & teknologi sangat erat signifikanysinya. Sebagai makhluk budaya, ‘manusia’ senantiasa ‘mempelajari, mengembangkan, menghasilkan dan menggunakan sains dan teknologi’. Sebaliknya, ‘sains & teknologi’ menyadarkan manusia, kondisi dunia serasa tanpa batas.
Sains & teknologi dapat meningkatkan “kualitas” dan “memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia”. “Menjawab dan memecahkan” segala persoalan hidup, meskipun juga “menimbulkan” banyak masalah bagi manusia.Yang pasti sekarang, ‘manusia tak mungkin di lepas hubungan dan kebutuhan akan ilmu & teknologi’.
Manusia (budaya) : “pencipta, pendukung dan pengguna” sains & teknologi.
Pencipta : dengan potensi ‘akal budhi’-nya manusia menghimpun, menyusun, dan menghasilkan sains dan teknologi.
Pendukung : ‘keinginan’ manusia u/ kembangkan, lestarikan sains teknologi.
Pengguna : hanya manusia yang “manfaatkan, melakukan dan memakai” sains & teknologi dalam aktifitas hidupnya untuk berbagai kepentingan.
Sains & teknologi : produk manusia, berarti “kebudayaan”. Manusia : penentu dan memiliki posisi “sentral” dalam meletakan arah, tujuan, manfaat dan penggunaan sain teknologi.
Arah, tujuan, manfaat dan penggunaanya tergantung “sikap mental dan moral” manusia selaku pencipta, pendukung dan pengguna sains & teknologi. Karena sifatnya sebagai “instrumen”.

Referensi :