Tuesday, April 17, 2012

Mengapa Manusia Menciptakan Keindahan

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni : rasa indah).
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)      Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2)      Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3)      Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4)      Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.

Sumber :

Sebagai Bangsa Timur Apa Yang Harus Kita Lakukan Di Lingkungan Kampus

Tugas Ilmu Budaya Dasar ke-2

1.      Sebagai bangsa timur apa yang harus dilakukan dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan kampus ?
Jawab :
Kebudayaan Timur identik dengan kehidupan kerohanian, mistik, kehidupan prelogis, keramahtamahan dan gotong royong sedangkan kebudayaan Barat identik dengan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna) dan individualisme.
o    Berpakaian sopan
Pakaian yang melekat hendaknya tidak terlalu tebuka. Sebagai contoh di budaya Barat berpakaian dengan lengan terbuka adalah hal yang biasa namun sebaliknya bagi bangsa Timur pakaian tersebut dianggap terbuka dan tidak pantas digunakan di tempat umum terutama pada lingkungan kampus.
o    Ramah
Salah satu sifat khas bangsa Timur adalah ramah. Sikap ramah di lingkungan kampus dapat kita tunjukkan kepada teman, dosen, staf kampus, petugas kebersihan/keamanan, dll.
o    Tolong menolong
Setiap manusia dalam hidupnya pasti membutuhkan pertolongan orang lain, begitulan kalimat yang sering diucapkan. Pemikiran bangsa Timur tersebut dapat kita implementasikan di kampus dalam belajar kelompok, apabila ada teman yang menanyakan materi pelajaran yang kita kuasai, kita dapat membantu dengan mengajari pelajaran tersebut.
o    Musyawarah
Musyawarah adalah suatu penyelesaian masalah dengan kekeluargaan. Salah satu contoh yang terlihat di lingkungan kampus adalah saat membuat kesepakatan antara dosen dan mahasiswa tentang metode belajar mengajar dan penilaian selama semester berjalan.
o    Berperilaku santun
Perilaku santun baik dari ucapan dan tingkah laku di lingkungan kampus dapat di wujudkan dengan memperhatikan ucapan dan tingkah laku dengan lawan bicara. Contohnya, saat berbicara dengan dosen cara bicara dan perilaku yang ditunjukkan tidak sama saat kita bicara dengan teman.
Namun hal ini tidak berarti seluruh budaya Barat tidak perlu diambil nilai positifnya. Motifasi kebendaan, berpikir logis, hubungan asas guna dan individualisme Baratlah yang menjadikan mereka bangsa yang mampu berekspansi luas menjelajahi dunia dan banyak melakukan eksperimen yang menghasilkan penemuan-penemuan yang mengawali teknologi di masa kini. Secara positif dapat diartikan bahwa tanpa semangat belajar dan persaingan individu budaya Barat, maka budaya suatu bangsa akan cenderung konstan. Hal inilah yang dapat kita ambil nilai positif dari budaya Barat dalam hal perilaku dalam lingkup akademis di kampus.
 Jadi sebagai bangsa timur seharusnya kita menjadi pribadi yang memiliki dampak yang postif bagi lingkungan dimana kita berada karena kita sudah memiliki dasar yang baik yang di wariskan oleh para leluhur kita sebagai bangsa timur, artinya kita harus menjadi seorang mahasiswa yang tidak hanya passif dalam perkuliahan tapi kita juga harus turut aktif dalam mengikuti banyak kegiatan yang positif baik itu di kampus ataupun organisasi kemasyarakatan yang mebutuhkan kita.

Sumber :